BAB II
PEMBAHASAN
Kejadian gerhana matahari maupun bulan telah sering dialami oleh manusia sejak jaman dahulu kala. Sejalan dengan perkembangan intelektual dan ilmu pengetahuan yang dimiliki manusia, penyingkapan terhadap terjadinya gerhana pun beragam. Pada jaman dahulu, keterbatasan intelektual, ilmu pengetahuan dan sejalan dengan keyakinan primitif manusia, setiap gejala alam selalu dikaitkan dengan kekuatan-kekuatan supranatural, mitos-mitos dan keyakinan keagamaan.mitos-mitos yang muncul pada jaman dahulu, bahkan sebagian masih ada yang mempercayainya hingga sekarang ini.
2.1.1 Mitos Mengenai Gerhana Matahari
Adapun mitos-mitos mengenai gerhana matahari antara lain:
1. Kepercayaan gerhana itu terjadi karena adanya sesosok raksasa besar (Batara Kala) yang sedang berupaya menelan matahari. Agar raksasa itu memuntahkan kembali matahari yang ditelannya, maka orang-orang diperintahkan untuk menabuh berbagai alat, seperti kentongan, bedug, bambu atau bunyi-bunyian lainnya
2. Kepercayaan lain bahwa matahari itu beredar seperti dibawa oleh sebuah gerobak besar. Gerhana itu terjadi karena gerobak tersebut memasuki sebuah terowongan dan kemudian keluar lagi.
3. Sebagian kalangan meyakini bahwa bulan dan matahari adalah sepasang kekasih, sehingga apabila mereka berdekatan maka akan saling memadu kasih sehingga timbulah gerhana sebagai bentuk percintaan mereka.
4. Hingga kini masih ada masyarakat yang meyakini bahwa bagi wanita yang sedang hamil diharuskan bersembunyi di bawah tempat tidur atau bangku saat terjadi gerhana, agar bayi yang dilahirkannya nanti tidak cacat (wajahnya hitam sebelah).
5. Negara Cina sekitar 20 abad yang lalu masyarakatnya mempunyai keyakinan bahwa gerhana terjadi karena adanya seekor naga yang tidak terlihat oleh mata sedang memakan matahari. Kemudian mereka membuat kegaduhan dengan menabuh drum dan melepaskan anak panah ke langit. Agar sang naga ketakutan dan sinar matahari akan terlihat kembali. Pada suatu saat ada dua orang ahli perbintangan Cina yang bernama His dan Ho. Mereka tidak dapat memperkirakan datangnya gerhana. Kaisar yang berkuasa saat itu sangat marah karena ia tidak mempersiapkan apa-apa untuk mengusir sang naga. Meskipun akhirnya hari kembali terang, Kaisar tetap memerintahkan agar kedua astronom itu dibunuh karena dianggap telah gagal
6. Di Asia Tengah, gerhana yang terjadi tanggal 28 Mei 585 M mengakhiri perang dua negara timur tengah. Selama pertempuran, hari-hari menjadi gelap seperti malam. Gerhana menyebabkan kedua negara tersebut menyatakan perdamaian serta menghentikan pertempuran
7. Di Jepang, masyarakat setempat mempercayai bahwa racun telah jatuh dari langit selama terjadi gerhana. Untuk mencegah racun itu jatuh ke dalam air, mereka menutupi seluruh sumur dan mata air selama terjadinya gerhana.
8. Di India, masyarakatnya mempercayai bahwa Naga bertanggung jawab atas terjadinya gerhana. Selama gerhana, masyarakat di sana membenamkan diri mereka ke dalam air sampai sebatas leher mereka, dengan harapan matahari dan bulan dapat mempertahankan dirinya dari Naga.
2.1.2 Mitos Mengenai Gerhana Bulan
Adapun mitos-mitos mengenai gerhana bulan antara lain:
1. Bila ada peristiwa gerhana bulan dibulan Muharam, bermakna akan terjadi wabah penyakit yang dibarengi harga semua kebutuhan pokok manusia akan meningkat dan akan ada raja/pemimpin negeri yang meninggal
2. Bila kejadian gerhana bulan terjadi pada bulan Syafar, bermakna akan selama tiga bulan tidak akan turun hujan, yang diselingi oleh angin kencang
3. Bila gerhana bulan terjadi pada bulan Rabiulawwal, bermakna sang raja/pemimpin negeri sedang bersusah hati tanpa diketahui oleh rakyat yang sedang berbahagia.
4. Bila gerhana bulan terjadi pada bulan Rabiulakhir, bermakna akan ada wabah penyakit yang menimpa orang miskin
5. Bila gerhana bulan terjadi pada bulan Jumadilawwal, bermakna akan ada kebaikan yang seperti harga sandang pangan akan turun.
6. Bila gerhana bulan terjadi pada bulan Jumadilakhir, bermakna akan datang hujan dan akan banyak hewan peliharaan yang mati
7. Bila gerhana bulan terjadi pada bulan Rajab, bermakna kebutuhan hidup akan mudah dan murah. Namun banyak manusia yang berselisih paham
8. Bila gerhana bulan terjadi pada bulan Syaban, bermakna akan datang wabah penyakit menular. Tapi harga sandang pangan akan turun dan mudah didapat
9. Bila gerhana bulan terjadi pada bulan Ramadhan, bermakna akan datang musim hujan yang berkepanjangan disertai kilatan dan gemuruh guntur
10. Bila gerhana bulan terjadi pada bulan Syawal, bermakna semua harga kebutuhan bahan pokok akan naik
11. Bila gerhana bulan terjadi pada bulan Zulkaedah, bermakna banyak rakyat yang akan menderita akibat kerusuhan di dalam negeri.
12. Bila gerhana bulan terjadi pada bulan Zulhijjah, bermakna akan ada kebaikan seperti akan selamat dan sejahtera bagi seluruh warga negeri.
13. Disarankan kepada anda untuk mandi di telaga pada waktu bulan purnama, bermakna akan membuat wajah dan tubuh anda bersinar, sehingga membuat anda disayang semua orang
14. Disarankan kepada anda untuk mandi sinar bulan purnama, bermakna akan menimbulkan kharisma pada diri anda
15. Disarankan kepada anda untuk menyebutkan keinginan anda ketika bulan purnama, bermakna agar segala keinginan anda terlaksana.
2.2 PROSES TERJADINYA GERHANA
Gerhana adalah fenomena astronomi yang terjadi sebuah benda angkasa bergerak ke dalam bayangan sebuah benda angkasa lain. Istilah ini umumnya digunakan untuk gerhana matahari ketika posisi Bulan terletak di antara Bumi dan Matahari, atau gerhana bulan saat sebagian atau keseluruhan penampang Bulan tertutup oleh bayangan Bumi. Namun, gerhana juga terjadi pada fenomena lain yang tidak berhubungan dengan Bumi atau Bulan, misalnya pada planet lain dan satelit yang dimiliki planet lain.
Sistem tata surya kita yang terdiri atas sembilan planet, bulan, komet, dan asteroid yang merupakan atau anggota benda-benda angkasa. Benda-benda angkasa tersebut selalu bergerak secara tetap. Pusat dari benda-benda angkasa atau tata surya kita adalah Matahari. Matahari berputar pada porosnya (rotasi) selama 25 hari. Bumi yang merupakan planet ketiga dari Matahari, berputar pada porosnya dalam jangka waktu 24 jam. . Selain berputar pada porosnya, bumi juga berputar mengelilingi matahari atau disebut juga revolusi. Jalur bumi untuk mengitari matahari disebut dengan orbit.
Untuk mengelilingi matahari, bumi memerlukan waktu selama 365 ¼ hari atau kira-kira 1 tahun. Bulan mengelillingi bumi selama 27 ½ hari. Karena bumi juga berputar, maka bulan memerlukan waktu lebih untuk kembali pada posisinya semula. Bulan merupakan tetangga terdekat Bumi dalam tata surya. Terkadang selama dalam jalur orbitnya, bulan dan bumi menjadi satu garis atau sejajar. Ketika hal ini terjadi maka inilah yang disebut dengan Gerhana.
Secara garis besar gerhana terbagi 2 yaitu
1. Gerhana Matahari
2. Gerhana Bulan
2.2.1 Gerhana Matahari
Gerhana matahari terjadi ketika posisi bulan terletak di antara bumi dan matahari sehingga menghalangi sebagian atau seluruh cahaya matahari. Walaupun bulan berukuran lebih kecil, bulan mampu menghalangi cahaya matahari karena bulan lebih dekat dari bumi (jarak rata-rata 384.400 km) dibanding jarak matahari ke bumi (jarak rata-rata 149.680.000 km).
Gerhana matahari merupakan peristiwa jatuhnya bayang-bayang bulan ke permukaan bumi akibat terhalangnya sinar matahari menuju bumi oleh bulan. Kondisi ini terjadi jika matahari-bulan-bumi berada dalam satu garis lurus serta bulan terletak di sekitar titik potong antara bidang edar bulan mengelilingi bumi dan bidang edar bumi mengelilingi matahari. Perubahan ukuran piringan bulan dan matahari itu terjadi akibat lintasan bumi mengelilingi matahari dan lintasan bulan mengelilingi bumi yang sama-sama berbentuk elips. Lintasan elips pulalah yang membuat jarak matahari-bumi dan jarak bulan-bumi berubah secara periodik.
Pada saat jarak matahari-bumi (aphelion) mencapai maksimum sejauh 152,1 juta kilometer, radius piringan matahari berukuran 944 detik busur (1 detik busur = 1/3.600 derajat). Adapun pada jarak terdekat bumi-matahari (perihelion) sejauh 147,1 juta km, radius piringan matahari mencapai 976 detik busur.
Sementara itu, jarak bulan-bumi pada titik terjauhnya (apogee) pada jarak 405.500 km memiliki radius piringan bulan sebesar 882 detik busur. Adapun pada titik terdekatnya antara bulan-bumi sejauh 363.300 km, radius piringan bulan mencapai 1.006 detik busur. Bayang-bayang bulan yang jatuh ke permukaan bumi memiliki dua bagian, yaitu bayangan inti (umbra) dan bayangan tambahan (penumbra). Penduduk bumi yang dilintasi wilayah umbra tidak akan melihat matahari karena seluruh sumber cahayanya ditutupi bulan. Adapun jika berada di daerah yang dilalui penumbra, mereka masih dapat melihat sebagian sinar matahari.
Adapun momen terjadinya gerhana matahari berdasarkan urutan terjadinya:
F Kontak I, adalah saat piringan bulan dan piringan matahari mulai bersinggungan. Kontak I ini menandai dimulainya peristiwa gerhana
F Kontak II, adalah saat pertama seluruh piringan matahari tertutup oleh piringan bulan (untuk peristiwa gerhana matahari total), atau saat seluruh piringan bulan seluruhnya berada 'di dalam' piringan matahari (untuk peristiwa gerhana matahari cincin). Kontak II ini menandai dimulainya fase total (untuk gerhana matahari total), atau fase cincin (untuk gerhana matahari cincin)
F Puncak gerhana, adalah saat jarak antara pusat piringan Bulan dan pusat piringan Matahari mencapai minimum.
F Kontak III , adalah kebalikan Kontak II. Kontak III ini adalah saat piringan matahari mulai keluar dari belakang piringan bulan (untuk peristiwa gerhana matahari total), atau saat piringan bulan mulai meninggalkan piringan matahari (untuk peristiwa gerhana matahari cincin).
Interval antara Kontak II dan kontak III adalah panjangnya fase gerhana total. Pada gerhana matahari sebagian, fase Kontak II dan Kontak III ini tidak kita amati.
Interval antara Kontak II dan kontak III adalah panjangnya fase gerhana total. Pada gerhana matahari sebagian, fase Kontak II dan Kontak III ini tidak kita amati.
F Kontak IV, adalah saat piringan matahari dan piringan bulan bersinggungan ketika piringan bulan meninggalkan piringan matahari. Kontak IV ini adalah kebalikan dari Kontak I, dan menandai berakhirnya peristiwa gerhana secara keseluruhan.
Interval antara Kontak I dan Kontak IV adalah panjangnya peristiwa gerhana matahari. Berdasarkan waktu-waktu kontak ini, peristiwa gerhana matahari melalui fase-fase:
a. fase gerhana sebagian: selang antara kontak I dan kontak II, dan antara kontak III dan kontak IV
b. fase gerhana total atau fase gerhana cincin (tergantung gerhana matahari total atau cincin): selang antara kontak II dan kontak III
Fase gerhana matahari mana saja yang diamati saat terjadinya sebuah gerhana matahari, bergantung pada jenis gerhana matahari dan darimana kita mengamati.
Namun dalam pengamatannya, pengamat di daerah yang berbeda akan mengamati waktu kontak yang berbeda, dan karenanya akan mengamati fase gerhana yang berbeda pula. Ini tergantung pada posisi pengamat relatif terhadap jalur yang dilalui umbra/penumbra Bulan.
Namun dalam pengamatannya, pengamat di daerah yang berbeda akan mengamati waktu kontak yang berbeda, dan karenanya akan mengamati fase gerhana yang berbeda pula. Ini tergantung pada posisi pengamat relatif terhadap jalur yang dilalui umbra/penumbra Bulan.
Gerhana matahari dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu: gerhana total, gerhana sebagian, dan gerhana cincin.
2.2.1.1 Gerhana Matahari Total
Sebuah gerhana matahari dikatakan sebagai gerhana total apabila saat puncak gerhana, piringan matahari ditutup sepenuhnya oleh piringan bulan. Saat itu, piringan bulan sama besar atau lebih besar dari piringan matahari. Ukuran piringan matahari dan piringan bulan sendiri berubah-ubah tergantung pada masing-masing jarak bumi-bulan dan bumi-matahari.
Wilayah Indonesia baru akan dapat mengamati GMT pada 9 Maret 2016 yang terjadi di sekitar Palembang, Bangka, Sulteng, dan Halmahera. Jadi, masyarakat Indonesia baru akan melihat gerhana matahari secara penuh pada lima tahun lagi.
2.2.1.2 Gerhana Matahari Sebagian (GMS)
Gerhana sebagian terjadi apabila piringan bulan (saat puncak gerhana) hanya menutup sebagian dari piringan matahari. Pada gerhana ini, selalu ada bagian dari piringan matahari yang tidak tertutup oleh piringan bulan. Meskipun gerhana matahari selalu terjadi setiap tahun di bumi,namun tidak terjadi di tempat yang sama.
Pada GMT 22 Juli 2009, Indonesia, khususnya di bagian utara, hanya dapat mengamati fase GMS. Demikian pula pada GMC 15 Januari 2010, Malaysia, Singapura, Brunai, dan sebagian besar Indonesia dapat menyaksikan Gerhana Matahari Sebagian (GMS).
Di Indonesia yang dapat menyaksikan Gerhana adalah di seluruh Sumatera, Kalimantan, Pulau Jawa kecuali ibukota Jawa Timur, Sulawesi bagian Barat, dan Utara. Sedangkan di Sulawesi bagian Selatan, tengah, tenggara, Kepulauan Maluku, Ternate, Bali, NTB, NTT, dan Papua tidak dapat menyaksikan Gerhana Matahari sebagian tersebut. Sebenarnya Gerhana yang terjadi adalah terjadi peristiwa Gerhana matahari Cincin (GMC) yang akan melintasi Afrika bagian Timur, pulau Sailan dan ujung India bagian Selatan, Srilangka wilayah Myanmar dan berakhir di China bagian tengah).
2.2.1.3 Gerhana Matahari Cincin
Gerhana cincin terjadi apabila piringan bulan (saat puncak gerhana) hanya menutup sebagian dari piringan matahari. Gerhana jenis ini terjadi bila ukuran piringan bulan lebih kecil dari piringan matahari. Sehingga, ketika piringan bulan berada di depan piringan matahari, tidak seluruh piringan matahari akan tertutup oleh piringan bulan, hanya sekitar 92 persen.. Bagian piringan matahari yang tidak tertutup oleh piringan bulan berada di sekeliling piringan bulan dan terlihat seperti cincin yang bercahaya.
Pada 26 Januari 2009. Indonesia adalah satu-satunya wilayah daratan yang dapat mengamati peristiwa alam ini. Salah satu daerah di Indonesia yang memiliki waktu puncak GMC paling lama adalah Pringsewu, Lampung, dengan lama fase cincin 6 menit 12 detik.
Selanjutnya pada tanggal 15 Januari 2010 bertepatan dengan akhir bulan Muharram 1431 H. terjadi peristiwa Gerhana matahari Cincin (GMC) yang akan melintasi Afrika bagian Timur, pulau Sailan dan ujung India bagian Selatan, Srilangka wilayah Myanmar dan berakhir di China bagian tengah). Malaysia, Singapura, Brunai, dan sebagian besar Indonesia dapat menyaksikan Gerhana Matahari Sebagian (GMS). Di Indonesia yang dapat menyaksikan Gerhana adalah di seluruh Sumatera, Kalimantan, Pulau Jawa kecuali ibukota Jawa Timur, Sulawesi bagian Barat, dan Utara. Sedangkan di Sulawesi bagian Selatan, tengah, tenggara, Kepulauan Maluku, Ternate, Bali, NTB, NTT, dan Papua tidak dapat menyaksikan Gerhana Matahari sebagian tersebut.
2.2.2 Gerhana bulan
Gerhana bulan terjadi apabila bulan masuk kedalam bayangan bumi.
sehingga terhalangnya cahaya Matahari. Jika cahaya Matahari tidak bisa mencapai Bulan -- keseluruhan atau sebagian -- karena terhalang oleh Bumi (dengan kata lain Bulan berada dalam bayangan Bumi), maka peristiwa itu dinamakan gerhana bulan. Ada dua macam bayangan: umbra (bayangan inti) dan penumbra (bayangan tambahan). Jika kita berada dalam umbra sebuah benda (misalnya umbra Bulan), maka sumber cahaya (dalam hal ini Matahari) akan tertutup keseluruhannya oleh benda tersebut. Sedangkan jika kita berada dalam penumbra, sebagian sumber cahaya masih akan terlihat. Namun demikian, saat gerhana bulan total, meski Bulan berada dalam umbra Bumi, Bulan tidak sepenuhnya gelap total karena sebagian cahaya masih bisa sampai ke permukaan Bulan oleh efek refraksi atmosfer bumi Gerhana bulan bisanya terjadi pada saat bulan purnama. Perbedaan jenis-jenis gerhana bulan tersebut terletak pada bayangan Bumi mana yang jatuh ke permukaan Bulan saat fase maksimum gerhana terjadi.
sehingga terhalangnya cahaya Matahari. Jika cahaya Matahari tidak bisa mencapai Bulan -- keseluruhan atau sebagian -- karena terhalang oleh Bumi (dengan kata lain Bulan berada dalam bayangan Bumi), maka peristiwa itu dinamakan gerhana bulan. Ada dua macam bayangan: umbra (bayangan inti) dan penumbra (bayangan tambahan). Jika kita berada dalam umbra sebuah benda (misalnya umbra Bulan), maka sumber cahaya (dalam hal ini Matahari) akan tertutup keseluruhannya oleh benda tersebut. Sedangkan jika kita berada dalam penumbra, sebagian sumber cahaya masih akan terlihat. Namun demikian, saat gerhana bulan total, meski Bulan berada dalam umbra Bumi, Bulan tidak sepenuhnya gelap total karena sebagian cahaya masih bisa sampai ke permukaan Bulan oleh efek refraksi atmosfer bumi Gerhana bulan bisanya terjadi pada saat bulan purnama. Perbedaan jenis-jenis gerhana bulan tersebut terletak pada bayangan Bumi mana yang jatuh ke permukaan Bulan saat fase maksimum gerhana terjadi.
Pada tanggal 1 Januari 2010 gerhana bulan dapatt disaksikan dari Indonesia, yaitu tepat pada malam purnama 15 Muharram 1431 H. bertepatan dengan pergantian tahun baru Masehi (1 Januari 2010), persisnya pada pukul 1:52 WIB. s.d. pukul 04 53 WIT.
2.2.2.1 Macam-macam Gerhana Bulan
Berdasarkan keadaan saat fase puncak gerhana, gerhana bulan dapat dibedakan menjadi:
2.2.2.1.1. Gerhana Bulan Total
Jika saat fase gerhana maksimum gerhana, keseluruhan Bulan masuk ke dalam bayangan inti / umbra Bumi, maka gerhana tersebut dinamakan gerhana bulan total. Gerhana bulan total ini maksimum durasinya bisa mencapai lebih dari 1 jam 47 menit
.
2.2.2.1.2. Gerhana Bulan Sebagian
2.2.2.1.2. Gerhana Bulan Sebagian
Jika hanya sebagian Bulan saja yang masuk ke daerah umbra Bumi, dan sebagian lagi berada dalam bayangan penumbra Bumi pada saat fase maksimumnya, maka gerhana tersebut dinamakan gerhana bulan sebagian.
2.2.2.1.3. Gerhana Bulan Penumbral Total
Pada gerhana bulan jenis ke- 3 ini, seluruh Bulan masuk ke dalam penumbra pada saat fase maksimumnya. Tetapi tidak ada bagian Bulan yang masuk ke umbra atau tidak tertutupi oleh penumbra. Pada kasus seperti ini, gerhana bulannya kita namakan gerhana bulan penumbral total.
2.2.2.1.4. Gerhana Bulan Penumbral Sebagian
Dan gerhana bulan jenis terakhir ini, jika hanya sebagian saja dari Bulan yang memasuki penumbra, maka gerhana bulan tersebut dinamakan gerhana bulan penumbral sebagian.Gerhana bulan penumbral biasanya tidak terlalu menarik bagi pengamat. Karena pada gerhana bulan jenis ini, penampakan gerhana hampir-hampir tidak bisa dibedakan dengan saat bulan purnama biasa.
2.2.2.2 Waktu-waktu Kontak dan Fase-fase Gerhana Bulan
3
Momen terjadinya gerhana Bulan diurut berdasarkan urutan terjadinya:
F P1 adalah kontak I penumbra, yaitu saat piringan Bulan bersinggungan luar dengan penumbra Bumi. P1 menandai dimulainya gerhana bulan secara keseluruhan.
F P2 adalah kontak II penumbra, yaitu saat piringan Bulan bersinggungan dalam dengan penumbra Bumi. Saat P2 terjadi, seluruh piringan Bulan berada di dalam piringan penumbra Bumi.
F U1 adalah kontak I umbra, yaitu saat piringan Bulan bersinggungan luar dengan umbra Bumi.
F U2 adalah kontak II umbra, yaitu saat piringan Bulan bersinggungan dalam dengan umbra Bumi. U2 ini menandai dimulainya fase total dari gerhana bulan.
F Puncak Gerhana, adalah saat jarak pusat piringan Bulan dengan pusat umbra/penumbra mencapai minimum.
F U3 adalah kontak III umbra, yaitu saat piringan Bulan kembali bersinggungan dalam dengan umbra Bumi, ketika piringan Bulan tepat mulai akan meninggalkan umbra Bumi. U3 ini menandai berakhirnya fase total dari gerhana bulan.
F .U4 adalah kontak IV umbra, yaitu saat piringan Bulan kembali bersinggungan luar dengan umbra Bumi.
F P3 adalah kontak III penumbra, yaitu saat piringan Bulan kembali bersinggungan dalam dengan penumbra Bumi. P3 adalah kebalikan dari P2.
F P4 adalah kontak IV penumbra, yaitu saat piringan Bulan kembali bersinggungan luar dengan penumbra Bumi. P4 adalah kebalikan dari P1, dan menandai berakhirnya peristiwa gerhana bulan secara keseluruhan.
Berdasarkan waktu-waktu kontak ini, peristiwa gerhana bulan melalui fase-fase:
a. fase gerhana penumbral: selang antara P1-U1, dan antara U4-P4
b. fase gerhana umbral: selang antara U1-U4
c. fase total: selang antara U2-U3.
a. fase gerhana penumbral: selang antara P1-U1, dan antara U4-P4
b. fase gerhana umbral: selang antara U1-U4
c. fase total: selang antara U2-U3.
Tidak keseluruhan kontak dan fase akan terjadi saat gerhana bulan. Jenis gerhana bulan menentukan kontak-kontak dan fase gerhana mana saja yang akan terjadi. Misalnya saat gerhana bulan total, keseluruhan kontak dan fase akan dilalui. Untuk gerhana bulan sebagian, karena tidak keseluruhan Bulan masuk dalam umbra Bumi, maka U2 dan U3 tidak akan terjadi, sehingga fase total tidak akan diamati. Untuk gerhana penumbral total, karena Bulan tidak menyentuh umbra Bumi, maka U1, U2, U3, dan U4 tidak akan terjadi, karena itu fase gerhana umbral tidak akan diamati. Sedangkan pada gerhana penumbral sebagian, hanya P1 dan P4 saja yang akan terjadi.
Berbeda dengan gerhana matahari, pada gerhana bulan, waktu-waktu kontak dan saat terjadinya suatu fase gerhana, tidak dipengaruhi oleh lokasi pengamat. Semua pengamat yang berada di belahan Bumi yang mengalami gerhana akan mengamati waktu-waktu kontak (umbra dan penumbra) pada saat yang bersamaan.
2.3 Mengamati Gerhana Matahari
2.3.1 Cara Aman Mengamati
Satu hal yang harus diperhatikan saat mengamati matahari, baik ketika gerhana maupun tidak gerhana, yaitu jangan melihat matahari secara langsung. Aturan ini berlaku baik ketika mengamati matahari dengan mata telanjang maupun menggunakan alat optik, seperti teleskop atau binokuler. Untuk melihat matahari harus menggunakan alat penapis cahaya yang mampu mengurangi intensitas sinar matahari yang kuat agar tidak merusak retina mata. Sinar matahari dapat menimbulkan kebutaan temporer hingga permanen. Namun, kebutaan yang terjadi tidak seketika setelah melihat matahari, tetapi perlahan-lahan yang ditandai dengan berkurangnya ketajaman pandangan.
Cara paling mudah dan praktis mengamati matahari adalah dengan menggunakan kacamata yang didesain khusus dan dilengkapi filter yang mampu mengurangi intensitas sinar matahari. Namun, penggunaan kacamata ini harus memerhatikan kualitas filter yang digunakan. Filter yang berkualitas rendah membuat pengamatan matahari hanya dapat dilakukan beberapa detik yang harus diselingi jeda untuk mengistirahatkan mata selama beberapa menit. Jangan melihat matahari dengan menggunakan kacamata hitam biasa. Kacamata hitam umumnya didesain hanya untuk mengurangi silau, bukan untuk mengurangi intensitas cahaya matahari yang kuat.
Bagi yang ingin mengamati matahari dengan teleskop atau binokuler, jangan lupa untuk melapisi lensa yang langsung menghadap ke matahari dengan filter matahari. Filter ini juga tersedia di sejumlah toko peralatan astronomi. Jika tidak, pengguna teleskop atau binokuler dapat mengamati citra gerhana dengan melihat proyeksinya. Cara ini dilakukan dengan mengarahkan lensa obyektif teleskop ke matahari dan mengarahkan bayangan yang muncul dari lensa okulernya pada sebuah kertas. Citra gerhana pada kertas itulah yang diamati, bukan melihat matahari melalui lensa okuler teleskop.
Cara lain yang agak sedikit membutuhkan usaha adalah dengan membuat kamera lubang jarum atau pinhole. Kamera dapat dibuat dengan menggunakan kardus yang diberi lubang yang dilapisi kertas aluminium untuk mengarahkan sinar matahari. Pada bagian yang berseberangan dengan sisi kardus yang dilubangi, tempatkan kertas putih untuk memproyeksikan sinar matahari. Citra pada kertas itu yang dapat diamati.
Setelah peralatan untuk mengamati matahari siap, langkah selanjutnya adalah memilih lokasi pengamatan. Pilih lokasi yang memiliki horizon yang luas. Puncak gedung tinggi, gunung, dan pantai merupakan salah satu pilihan terbaik. Kendala utama saat mengamati matahari adalah cuaca. Karena awan tipis, apalagi mendung, menjadi ancaman utama dalam menikmati fenomena alam ini.
2.3.2 Pengamatan Gerhana Matahari Cincin di Indonesia
Pada tahun astronomi 2009, masyarakat Indonesia disuguhi fenomena langka berupa gerhana matahari cincin. Fenomena itu muncul Di Pringsewu, gerhana dimulai pukul 13.19 WIB hingga pukul 17.52. Puncak gerhana terjadi pukul 16.41. Wilayah di muka bumi yang dapat mengamati GMC ini adalah daerah yang dilewati antumbra atau perpanjangan bayangan inti bulan. Pada gerhana kali ini, beberapa kota di Indonesia yang dapat menyaksikan GMC adalah Tanjung Karang (Lampung), Serang (Banten), Tanjung Pandan (Belitung), Ketapang (Kalbar), Puruk Cahu (Kalteng), dan Samarinda (Kaltim).
2.3.2.1 Proses gerhana
Bayang-bayang bulan yang jatuh ke permukaan bumi memiliki dua bagian, yaitu bayangan inti (umbra) dan bayangan tambahan (penumbra). Penduduk bumi yang dilintasi wilayah umbra tidak akan melihat matahari karena seluruh sumber cahayanya ditutupi bulan. Adapun jika berada di daerah yang dilalui penumbra, mereka masih dapat melihat sebagian sinar matahari. Dalam GMC, ujung umbra atau bayang-bayang bulan tidak mencapai permukaan bumi. Hanya perpanjangan umbra (antumbra atau antiumbra) saja yang sampai ke bumi. Daerah yang dilalui antumbra itulah yang akan melihat matahari seperti cincin bercahaya di langit.
2.3.2.2 Lintasan gerhana
Jalur lintasan GMC kali ini bermula di Samudra Atlantik di sebelah barat daya Afrika pada pukul 06.06 UT (universal time) atau 13.06 WIB. Selanjutnya, GMC akan terlihat menelusuri bagian selatan Samudra Hindia, daratan Sumatera bagian selatan, Jawa bagian barat laut, Kalimantan Barat bagian selatan, Kalimantan Tengah bagian utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah bagian utara, dan berakhir di Perairan Mindanao, Filipina, pada pukul 16.52.
Jalur gerhana ini terentang sepanjang 14.500 km. Waktu total gerhana yaitu sejak bayang-bayang penumbra bulan mencapai permukaan bumi hingga bayang-bayang penumbra meninggalkan permukaan bumi, 3 jam 46 menit. Lama puncak GMC atau saat cincin matahari terlihat sempurna hanya 7 menit 54 detik yang terjadi pada pukul 14.58. Kondisi ini hanya dapat diamati di Samudra Hindia di barat daya Sumatera.
Lebar jalur bayang-bayang antumbra bulan pada saat puncak gerhana adalah 280,3 km atau sekitar 0,9 persen permukaan bumi. Inilah yang membuat tidak semua daerah dapat menyaksikan GMC. Bahkan, lama fase cincin di setiap daerah yang dilewati antumbra juga berbeda-beda.
Daerah yang hanya dilalui penumbra atau bayangan tambahan bulan akan menyaksikan gerhana matahari sebagian (GMS). Hampir seluruh wilayah Indonesia dapat menyaksikan gerhana model ini, kecuali Papua akibat saat gerhana berlangsung, matahari sudah tenggelam. GMS juga dapat diamati di sejumlah negara, seperti negara-negara di bagian selatan Afrika, Madagaskar, India bagian tenggara, Australia kecuali Tasmania, serta negara-negara Asia Tenggara.
2.4 Gerhana di tahun 2011
Empat gerhana matahari sebagian dan dua gerhana bulan total akan terjadi di 2011. Kombinasi empat dan dua gerhana dalam satu tahun ini adalah peristiwa yang jarang terjadi. Gerhana matahari sebagian pada 2011 akan terjadi pada 4 Januari, 1 Juni, 1 Juli, dan 25 November. Sedangkan gerhana bulan total akan terjadi pada 15 Juni dan 10 Desember. Kombinasi empat gerhana matahari dan dua gerhana bulan dalam setahun hanya akan terjadi enam kali sepanjang abad ke-21, yakni pada tahun 2011, 2029, 2047, 2065, 2076, dan 2094.
Sayangnya, seluruh gerhana matahari tidak akan dapat dilihat dari Indonesia. Tapi, dua gerhana bulan total akan dapat diamati di Nusantara. Seluruh fase gerhana bulan total Juni akan dapat diamati di Indonesia bagian barat, sementara wilayah Indonesia lainnya mengalami gerhana bulan sebagian. Pada penghujung tahun 2011, seluruh fase gerhana bulan total akan dapat diamati dari Sabang hingga Merauke. Gerhana terdekat, yakni gerhana matahari sebagian pada 4 Januari, akan dapat diamati di sebagian besar wilayah Eropa, Afrika utara, dan Asia Tengah. Di kota-kota Eropa seperti Madrid, Paris, London, dan Copenhagen, akan menjadi lokasi terbaik jepretan foto gerhana sebagian, saat matahari baru terbit.
Puncak gerhana matahari sebagian ini akan terjadi pada 08:50:35 waktu universal (UT) dan lokasi terbaik adalah di wilayah utara Swedia. Warga di Kairo, Jerusalem, Istanbul, dan Teheran juga akan mendapati gerhana matahari sebagian dengan magnitud besar. Masyarakat yang tinggal di sejumlah negara di benua Eropa dan Afrika utara, serta Rusia bagian tengan dan Cina bagian barat laut dapat menyaksikan pemandangan indah Gerhana pada saat matahari terbenam. Sementara itu, di bagian timur laut Swedia yaitu di dekat kota Skelleftea, akan menyaksikan bulan menutupi hampir 90% bagian matahari.
Para pengamat bintang akan mendapatkan pemandangan yag menakjubkan pada malam hari nanti. Kemudian negara pertama yang dapat menyaksikan Gerhana Matahari sebagian adalah bagian utara Algeria, pada 06.40 GMT. Di sejumlah negara Eropa seperti London dan Paris, akan menyaksikan Gerhana Matahari pada saat matahari terbit. Sementara, negara-negara di bagian Timur akan menyaksikan Gerhana Matahari sebagian menjelang matahari terbit, seperti di Rusia Tengah, Kazakhstan, Mongolia dan China. Gerhana matahari sebagian resmi berakhir saat penumbra meninggalkan bumi pada 11:00:54 UT. Fenomena menakjubkan ini akan terukir lagi di dalam sejarah peradaban umat manusia sebagai bukti kebesaran sang pemilik jagad raya.
2. 5 Isyarat Al Quranul Karim tentang Gerhana
Al Quran : (55) Ar Rahmaan : Ayat 5
Matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan. (QS. 55:5)
Al Quran : (75) Al Qiyaamah : Ayat 8-9
dan apabila bulan telah hilang cahayanya. dan matahari dan bulan dikumpulkan (QS. 75:8-9)
Al Quran : (14) Ibrahim : Ayat 33
Dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang terus menerus beredar (dalam orbitnya); dan telah menundukkan bagimu malam dan siang. (QS. 14:33)
Al Quran : (21) Al Anbiyaa’ : Ayat 33
Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya. (QS. 21:33)
Al Quran : (71) Nuh : Ayat 16
Dan Allah menciptakan padanya bulan sebagai cahaya dan menjadikan matahari sebagai pelita (QS. 71:16)
Al Quran : (10) Yunus : Ayat 5
Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui. (QS. 10:5)
Al Quran : (39) Az Zumar : Ayat 5
Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Ingatlah Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.(QS. 39:5)
Al Quran : (16) An Nahl : Ayat 12
Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. Dan bintang-bintang itu ditundukkan (untukmu) dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memahami (nya), (QS. 16:12)
Al Quran : (13) Ar Ra’d : Ayat 2
Allah-lah Yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arasy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan (mu) dengan Tuhanmu. (QS. 13:2)
Al Quran : (35) Faathir : Ayat 13
Dia memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Yang (berbuat) demikian itulah Allah Tuhanmu, kepunyaan-Nyalah kerajaan. Dan orang-orang yang kamu seru (sembah) selain Allah tiada mempunyai apa-apa walaupun setipis kulit ari. (QS. 35:13)
Al Quran : (31) Luqman : Ayat 29
Tidakkah kamu memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan Dia tundukkan matahari dan bulan masing-masing berjalan sampai kepada waktu yang ditentukan, dan sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. 31:29)
Al Quran : (36) Yaasiin : Ayat 40
Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya. (QS. 36:40)
Al Quran : (41) Fushshilat : Ayat 37
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah sembah matahari maupun bulan, tapi sembahlah Allah Yang menciptakannya, Jika Ialah yang kamu hendak sembah. (QS. 41:37)
2.6 PENGARUH GERHANA TERHADAP KEHIDUPAN DI BUMI
2.6.1 Pengaruh bagi mata manusia
Melihat secara langsung ke fotosfer matahari (bagian cincin terang dari matahari) walaupun hanya dalam beberapa detik dapat mengakibatkan kerusakan permanen retina mata akibat radiasi tinggi yang dipancarkan dari fotosfer. Kerusakan yang ditimbulkan dapat mengakibatkan kebutaan Untuk mengamati gerhana matahari dibutuhkan pelindung mata khusus atau menggunakan metode melihat secara tidak langsung. Kaca mata sunglasses tidak aman untuk digunakan karena tidak menyaring radiasi inframerah yang dapat merusak retina mata. Gelombang radiasi sinar matahari yang sampai ke permukaan bumi berkisar antara ultra violet (lebih dari 290 nm) hingga sepanjang gelombang radio. Di lain sisi, kemampuan jaringan pada mata kita untuk menerima sinar matahari adalah berkisar antara 380-1400 nm. Ketika mata menerima radiasi UV itu, maka akan terjadi percepatan penuaan pada lapisan terluar dari mata. Inilah yang akan menyebabkan katarak. Jika sinar/cahaya itu sampai ke mata, maka akan menyebabkan kerusakan pada sel tangkai dan sel kerucut mata yang memang dikenal sebagai sel yang peka terhadap cahaya. Inilah yang menjadi pencetus munculnya reaksi kimia kompleks di dalam sel-sel mata dan dapat merusaknya, bahkan dalam kasus yang ekstrim, dapat membutakan mata. Sebagian dampak yang ditimbulkan oleh kerusakan mata tersebut adalah menurunnya/hilangnya fungsi penglihatan, baik temporer maupun permanen (tergantung pada tingkat kerusakan pada mata
2.6.2 Pengaruh terhadap perkembangan embrio ayam dalam mesin penetas telur
Prinsip penetasan buatan adalah menjaga suhu dan kelembaban udara dalam ruangan mesin tetas agar sesuai dengan suhu dan kelembaban yang dibutuhkan pada tahap-tahap perkembangan embrio. Pada saat terjadi gerhana matahari total terjadi perubahan suhu dan tekanan udara secara tiba-tiba. Hal ini berpengaruh pada kelembaban dan kehidupan embrio, sehingga tingkat penetasan telur akan menurun keberhasilannya.
2.6.3 Pengaruh terhadap plankton
Kehidupan organisme akuatik terutama plankton sangat dipengaruhi oleh intensitas cahaya matahari serta lama penyinaran. Cahaya sangat perlu untuk kepentingan fotosintesis, meskipun untuk keperluan tersebut setiap plankton mempunyai toleransi sendiri-sendiri terhadap intensitas cahaya. Penetrasi cahaya matahari pada permukaan bumi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain kandungan air di atmosfer, posisi matahari dan faktor-faktor lain yang bersifat sementara misalnya gerhana matahari terhadap plankton
Kehidupan organisme akuatik terutama plankton sangat dipengaruhi oleh intensitas cahaya matahari serta lama penyinaran. Cahaya sangat perlu untuk kepentingan fotosintesis, meskipun untuk keperluan tersebut setiap plankton mempunyai toleransi sendiri-sendiri terhadap intensitas cahaya. Penetrasi cahaya matahari pada permukaan bumi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain kandungan air di atmosfer, posisi matahari dan faktor-faktor lain yang bersifat
2.6.4 Pengaruh terhadap alam
Pengamatan terhadap medan gravitasi dan ketinggian menunjukkan bahwa gerhana matahari mempengaruhi secara langsung kerak bumi yang dapat menimbulkan pasang naik maksimum. Pasang naik maksimum ini menyebabkan perubahan pada kerak bumi yang berpotensi menimbulkan gempa bumi.
Pada saat terjadi gerhana matahari total, sinar matahari sebagian besar tidak sampai ke bumi. Sinar matahari secara bertahap berkurang saat kontak pertama, kemudian gelap sepenuhnya dan akhirnya normal kembali. Perubahan ini berlangsung dalam skala relatif pendek. Oleh karena itu pengaruh pada unsur meteorologi terjadi hanya pada beberapa parameter saja, antara lain turunnya suhu, perubahan angin menjadi kencang, tekanan udara turun, dan meningkatnya kekeruhan udara.
2.6.5 Pengaruh terhadap binatang
Pengaruh gerhana Matahari terhadap beberap jenis binatang antara lain:
2.6.5..1 Burung
Situasi gerhana merupakan malam semu bagi bebarapa jenis burung. Secara umum, burung di alam bebas lebih bereaksi terhadap peristiwa gerhana daripada burung piaraan. Burung-burung cenderung menuju sarangnya pada saat gerhana terjadi. Kemampuan mengarahkan diri pada burung pengembara jarak jauh dapat berubah karena terjadi reduksi radiasi inframerah dan pancaran gelombang radio sangat pendek akibat terhalangnya cahaya.
2.6.5..2 Katak
Binatang menyusui kurang peka terhadap perubahan lingkungan akibat gerhana matahari dibandingkan dengan binatang bertulang belakang lainnya. Katak sangat responsif terhadap perubahan akibat gerhana matahari, dan ternyata kegiatan vokalnya meningkat.
2.6.5.3 Ikan
Pada saat terjadi gerhana, kesukaan mengelompok/menggerombol terjadi pada jenis ikan herring (Clupea harengus harengus), seperti halnya kalau malam tiba.
2.6.5.4 Kera
Perubahan tingkah laku juga terjadi pada kera. Di India kera-kere tersebut akan menengadah ke barat dan duduk dalam keaadan santai, seperti layaknya bila malam telah tiba.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3. 1 Kesimpulan
Gerhana adalah fenomena astronomi bukti kekuasaan Allah swt. yang terjadi bila sebuah benda angkasa bergerak ke dalam bayangan sebuah benda angkasa lain. Istilah ini umumnya digunakan untuk gerhana matahari ketika posisi Bulan terletak di antara Bumi dan Matahari, atau gerhana bulan saat sebagian atau keseluruhan penampang Bulan tertutup oleh bayangan Bumi. Namun, gerhana juga terjadi pada fenomena lain yang tidak berhubungan dengan Bumi atau Bulan, misalnya pada planet lain dan satelit yang dimiliki planet lain. Bukan seperti mitos-mitos kepercayaan yang ada di masyarakat.
Pada saat mengamati matahari, baik ketika gerhana maupun tidak gerhana, jangan melihat matahari secara langsung. baik ketika mengamati matahari dengan mata telanjang maupun menggunakan alat optik, seperti teleskop atau binokuler. Untuk melihat matahari harus menggunakan alat penapis cahaya yang mampu mengurangi intensitas sinar matahari yang kuat agar tidak merusak retina mata. Sinar matahari dapat menimbulkan kebutaan.
Pengaruh Gerhana terhadap kehidupan di bumi antara lain turunnya suhu, perubahan angin menjadi kencang, tekanan udara turun, dan meningkatnya kekeruhan udara. Situasi gerhana merupakan malam semu bagi bebarapa jenis binatang. Burung-burung cenderung menuju sarangnya pada saat gerhana terjadi. Kegiatan vokal katak meningkat, ikan heering menggerombol, kera kera akan menengadah ke barat dan duduk dalam keaadan santai, seperti layaknya bila malam telah tiba.
3. 2 Saran
Pepatah mengatakan ``tak ada gading yang tak retak `` oleh karena itu kritik dan saran kami perlukan untuk perbaikan pembuatan Karya Tulis di masa–masa mendatang, Kemudian sebaiknya Karya Tulis ini dibuat di semester satu agar persiapan Ujian Nasional lebih terfokus di semester dua.